Berita Acara Magang Mandiri : Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar

Nama saya Putu Ira Krisanti, dan saya adalah mahasiswa semester delapan di Universitas Udayana. Pada akhir semester ketujuh, saya mendaftar dalam program MBKM, yaitu Magang Mandiri di Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar. Pelaksanaan program Magang Mandiri MBKM di Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar, yang dimulai pada awal September, dianggap berhasil. Dalam menjalankan magang mandiri ini, saya memilih Kantor Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar karena di tengah serbuan bahasa dan budaya asing, kita juga harus mampu memperkenalkan budaya kita kepada audiens di luar sana. Sehingga nantinya hal ini dapat dicatat sebagai Warisan Budaya yang akan diwariskan kepada generasi mendatang.

Tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam program magang mandiri ini adalah mempelajari manajemen dan pencatatan budaya di Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar, mencatat budaya dan adat istiadat di sekitar daerah Kota Denpasar secara resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda, dan memperkenalkan berbagai bentuk kebudayaan di Kota Denpasar. Adapun manfaatnya termasuk sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dasar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan, untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam dunia kerja, serta untuk membentuk hubungan baik dan pertukaran informasi antara Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Selain itu, magang ini juga berkontribusi pada dokumentasi data budaya yang sebelumnya belum tercatat, yang nantinya dapat diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Saya bekerja setiap Senin-Jumat, dimulai dari pukul 08:00 pagi hingga 15:30 sore, kecuali pada hari Jumat, yang berlangsung dari pukul 08:00 pagi hingga 13:00 siang. Total jam kerja di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar adalah sekitar 5-7,5 jam per hari. Saya mengikuti magang selama kurang lebih 3 bulan dan 2 minggu. Magang mandiri ini diikuti oleh 12 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, yang kemudian dibagi menjadi 3 bidang berbeda (seni, budaya, dokumentasi, film, dan museum). Dalam magang ini, saya ditempatkan di bidang kebudayaan. Kegiatan rutin yang saya lakukan setiap hari di bidang kebudayaan mencakup pencatatan dan pengumpulan data tentang pangliman, pekaseh, dan subak di sekitar Kota Denpasar, pencatatan surat masuk dan keluar, merekap data dari BPJS Ketenagakerjaan, serta menghadiri rapat forum bendesa adat di seluruh Kota Denpasar. Selain itu, ada juga kegiatan yang tidak rutin dilaksanakan, baik setiap tahun atau setiap bulan, seperti kegiatan FGD ogoh-ogoh dan pergantian kepengurusan Sabha Upadesa Kota Denpasar.

Selama magang di Kantor Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar, saya mendapatkan banyak pengalaman berharga, terutama saat kegiatan pergantian kepengurusan Sabha Upadesa Kota Denpasar untuk periode 2023-2028. Acara ini berlangsung pada Minggu, 12 November 2023, di Hotel Grand Shanti Denpasar. Dalam kegiatan tersebut, saya berkesempatan bertemu langsung dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, S.E., M.M., yang memberikan arahan terkait cara menyelesaikan dan mengharmoniskan seluruh komponen penting masyarakat, terutama masyarakat Kota Denpasar. Selain itu, beberapa OPD terkait, kepala desa adat, kepala pekaseh, kepala bandesga, forum Perbekel/Lurah, Sabha Upadesa Kecamatan, Dewan Pakar Sabha Upadesa Kota Denpasar, MDA Kota Denpasar, Parum Pecalang, serta tokoh masyarakat juga hadir dalam acara tersebut.

Acara tersebut menghadirkan 5 pembicara yang memberikan materi terkait kemajuan dan masalah yang sedang terjadi di Kota Denpasar saat ini. Beberapa di antaranya membahas kemajuan ekonomi digital atau digitalisasi ekonomi yang telah merambah ke bisnis online. Kegiatan ini memberikan saya pengetahuan, khususnya dalam menghadapi berbagai dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi digital yang cepat.

Hambatan yang saya hadapi selama magang di Kantor Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar meliputi beradaptasi dengan lingkungan baru, beradaptasi dengan seluruh karyawan yang memiliki kepribadian dan karakteristik berbeda, beradaptasi dengan tugas yang diberikan, dan sebagainya. Namun, hambatan tersebut dapat saya atasi dengan mudah karena hampir semua karyawan memiliki sikap yang ramah, rendah hati, dan mau menerima serta merangkul orang baru untuk belajar bersama.

Meskipun hanya untuk waktu yang singkat, saya dapat merasakan kehangatan kebersamaan seperti keluarga selama magang di Kantor Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Denpasar, khususnya di bidang kebudayaan. Dan tidak lupa bahwa magang ini memberikan saya pengalaman berharga dan pembelajaran bahwa seni dan budaya daerah benar-benar layak dihormati, dilestarikan, dipelajari, dan diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk mencegah kelangkaan atau kepunahan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku dan penggemar seni tradisional di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga sangat membantu saya dalam pengembangan diri, karena bekerja dengan seni, sejarah, dan budaya dapat mendorong refleksi diri dan pengembangan diri dalam arti yang lebih luas. Dengan berpartisipasi aktif, saya memiliki kesempatan untuk membangun jaringan dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda, yang dapat meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan.