日本文化と防災教育 (Budaya Jepang dan Pendidikan Pencegahan Bencana)

Program Studi Sastra Jepang kembali menyelenggarakan kuliah umum yang bertajuk 日本文化と防災教育 (Budaya Jepang dan Pendidikan Pencegahan Bencana). Kuliah umum tersebut menghadirkan dua narasumber dari Universitas Kinki dan Universitas Iwate Kenritsu, Jepang. Dua narasumber tersebut, yakni Okano Hideyuki dan Sugiyasu Kazuya. Kegiatan yang dibuka umum untuk seluruh mahasiswa Program Studi Sastra Jepang ini diselenggarakan pada Rabu (28/12) di Ruang Ir. Soekarno, Fakultas Ilmu Budaya. 


Kegiatan dibuka oleh bapak I Made Budiana, S.S., M.Hum., dengan ucapan terima kasih dan perkenalan singkat dengan dosen Okano Hideyuki dan Sugiyasu Kazuya. Bapak I Made Budiana menyampaikan bahwa dengan adanya kuliah umum ini dapat membuka wawasan mahasiswa tentang budaya Jepang dan model penanganan atau pendidikan tentang kebencanaan langsung oleh ahlinya. Diharapkan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi mahasiswa yang mengikutinya.


Pada kesempatan tersebut, Okano Hideyuki menjelaskan mengenai budaya Jepang yang berkenaan dengan lingkungan sekolah. Okano sensei memperkenalkan budaya siswa Jepang ketika mengawali pembelajaran dengan salam yang mereka berikan kepada guru. Para mahasiswa juga mempraktekkan salam tersebut dengan dipimpin oleh satu orang dari mahasiswa sebagai ketua kelas. Selain itu, Okano sensei juga membandingkan budaya dari berbagai negara asia dengan Jepang. Dalam pembelajaran, Okano Sensei aktif bertanya juga kepada mahasiswa mengenai budaya yang ada di Bali.


Berbeda dengan Okano sensei, Sugiyasu sensei menjelaskan tema yang berbeda, yaitu mengenai pendidikan pencegahan bencana. Sugiyasu sensei menjelaskan bagaimana bencana-bencana yang terjadi di Jepang dan apa saja penanggulangan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Beliau juga memperlihatkan persamaan dan perbedaan penanggulangan bencana di Jepang dan di Indonesia. Dari penanggulangan tersebut, beliau memberi penjelasan apa saja kekurangan dan kelebihan yang dirasakan bagi lingkungan dan masyarakat. Selain itu, Sugiyasu sensei juga memperlihatkan bagaimana perbedaan sign titik kumpul ketika terjadi bencana di beberapa negara, sehingga mahasiswa dapat paham ketika berpergian ke luar negeri.


Sebelum menutup kegiatan kuliah umum ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya perihal dua materi yang telah disampaikan. Dalam sesi ini, ada beberapa pertanyaan yang disampaikan, dan langsung dijawab dengan baik oleh kedua sensei. Setelah itu, kegiatan ditutup dengan kegiatan foto bersama.