Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang di Jepang oleh Ni Gusti Putu Wahyu Dianti (18 September 2014-25 Agustus 2015)

Nama : Ni Gusti Putu Wahyu Dianti

NIM : 1101705032


Tentang Program

Program ini terselenggara atas kerja sama Sastra Jepang Universitas Udayana dengan Kobe Woman University dan beasiswanya disukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jepang (Monbukagakusho). Program ini adalah program belajar di Jepang selama 1 tahun yakni di Kobe Woman University, dan yang dikirim adalah satu orang mahasiswi dari Sastra Jepang Universitas Udayana.

Selain itu, ada pula kerja sama antara Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Kobe Woman University dalam bentuk pengiriman 2 orang mahasiswa dari Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ke Kobe Woman University pada bulan oktober untuk melakukan studi banding selama 2 minggu. Maka dari itu, acara penyambutan dilakukan bersamaan yakni pada tanggal 23 oktober 2014.


Pelajaran

Selama satu tahun masa studi dibagi menjadi dua semester. Saya masuk ke Jurusan Sastra Jepang, namun sebagai pelajar asing saya bebas untuk memilih mata kuliah apapun walaupun tidak sesuai dengan jurusan saya. Ada banyak jurusan di Kobe Woman University diantaranya, jurusan bahasa Inggris, bahasa Jepang, jurusan desain dan lain-lain. Sehingga, dengan demikian sebagai pelajar asing kita juga bisa mempelajari mata kuliah dari jurusan lain. dua semeter di Jepang dibagi menjadi semester ganjil dan genap. Oleh karena saya tiba di Jepang pada bulan september, maka saya memulai perkuliahan dari semester genap. Sebelum menentukan mata kuliah yang akan kita ambil selama satu semester, ada masa percobaan mata kuliah selama satu minggu. Setelah minggu pertama barulah perkuliahan yang sesungguhnya dimulai. Berikut adalah mata kuliah yang saya ambil per semester.


Semeter Genap

Selama semester genap, saya mengambil 10 buah mata kuliah. Mata kuliah yang saya ambil pada semester genap lebih banyak daripada semester ganjil. Berikut adalah mata kuliah semester genap yang saya ambil:

Badminton (Olah Raga)                                  Bahasa Jepang II

Masyarakat Masa Kini V                                Bahasa Jepang IV

Pengantar Bahasa Jepang II                            Latihan Sastra Jepang (Seminar) II-ii

Seni Pertunjukan Klasik II                              Sejarah Budaya Rakyat II

TOEFL/TOEIC Training VI


Pelatihan Busana (Pelajaran Membuat Yukata)

Mata kuliah yang saya ambil pada semester genap berasal dari berbagai jurusan. Seperti misalnya mata kuliah Pelatihan Busana (Pelajaran Membuat Yukata) adalah mata kuliah dari jurusan desainer, TOEFL/TOEIC Training VI adalah mata kuliah dari jurusan bahasa Inggris. Mata kuliah Bahasa Jepang II dan Bahasa Jepang IV adalah mata kuliah yang diadakan khusus untuk pelajar asing. Dalam mata kuliah ini ada dua orang pelajar asing dari China yang juga menempuh mata kuliah ini. Sehingga, di dalam kelas hanya ada tiga orang pelajar asing dengan satu orang pengajar.


III

Selama mngikuti perkuliahan Masyarakat Masa Kini V, saya sempat melakukan presentasi mengenai upacara besar di Bali. Baik dosen maupun para mahasiswa terlihat senang menyimak presentasi saya, bahkan ada beberapa mahasiswa yang bertanya-tanya mengenai Bali ketika saya berpresentasi. Selain itu, pelajaran menjahit yukata juga tidak kalah menarik. Sebelum perkuliahan dimulai, para siswa membeli kain yang dijajarkan di dalam kelas, sehingga kita bebas untuk memilih motif dan warna kesukaan kita masing-masing. Dari awal sampai yukata siap dipakai, semuanya dijahit menggunakan tangan tanpa bantuan mesin. Tidak hanya belajar menjahit yukata dalam mata kuliah ini kita juga diajarkan bagaimana memakai yukata sendiri. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.


Semester Ganjil

Pada semester ganjil, saya mulai mengikuti seminar untuk menulis skripsi. Oleh karena itu, saya hanya mengambil tujuh mata kuliah yakni:

Bahasa Jepang I                                              Bahasa Jepang III

Latihan Sastra Jepang (Seminar) II-ii             Sejarah Budaya Rakyat I

Oral Presentasi III                                           Bunpo I


Kesehatan Anak III

Dalam perkuliahan Kesehatan Anak III banyak praktek yang dilakukan. Kita diajarkan bagaimana merawat anak mulai dari bayi hingga menjadi anak-anak. Banyak diskusi, praktek dan presentasi yang dilakukan dalam perkuliahan sehingga membuat kuliah semakin menyenangkan. Selain itu mengikuti perkuliahan dari jurusan lain juga menambah teman saya.


Pengalaman Budaya

Selama setahun berada di Jepang, saya melalui keempat musim yakni musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Masing-masing musim memiliki hal yang menarik serta keunikannya tersendiri. Bisa merasakan keempat musim di Jepang sungguh pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Saya tiba di Jepang saat musim gugur. Udaranya sangat bersih, sejuk, dan menyenangkan.

Musim gugur hanya saya rasakan sebentar, ketika udara sudah mulai dingin dan masuk ke musim salju. Saat udara mulai dingin, ada festival yang dirayakan di kampus yang disebut bunkasai. Tidak berbeda jauh dengan D’Javu yang kita miliki di Sastra Jepang Udayana, bunkasai disana juga menampilkan berbagai pertunjukan, cosplay, dan banyak stand makanan hasil kreatifitas mahasiswi. Saya mencoba satuu stand yakni stand yang menjual macha. Macha adalah green tea asli Jepang dan macha Kyoto adalah yang paling terkenal bagus. Saya diajarkan bagaimana cara menikmati teh di Jepang, mulai dari cara duduk, cara minum, bahkan saya diajarkan cara membuatnya juga. Sangat mengesankan. Selain bunkasai, hal menarik lainnya adalah perayaan akhir dan awal tahun atau yang disebut nenmatsu – shinnen. Akhir tahun saya diajak teman asrama untuk menghabiskan waktu di desa kelahirannya yaitu di Shimane. Shimane adalah sebuah pedesaan, dimana masih banyak sawah, gunung yang hijau dan lahan kosong. Saat menginap di rumahnya, pada tanggal 31 Desember 2014 saya di ajak ke otera untuk melakukan ritual yang disebut Joya No Kane, dimana di otera kita mengantri giliran untuk memukul lonceng serta mengucapkan permohonan. Selain itu, saya juga sempat mencicipi makanan tahun baru khas Jepang yang disebut osechi ryori, kemudian pada siang harinya kami, saya dan keluarga teman saya pergi ke kuil untuk melaksanakan hatsu mode yakni persembahyangan pertama di tahun baru. Tidak hanya sembahyang saya juga menyempatkan diri untuk membeli jimat keselamatan dan keberuntungan di kuil. Tidak berhenti sampai disitu, sepulang dari kuil saya dan teman saya mendapat hadiah tahun baru yaitu amplop yang berisi uang yang disebut otoshidama. Keesokan harinya, sebelum pulang ke Kobe saya diajak menata ruangan serta boneka untuk persiapan Hina Matsuri yang akan datang pada bulan Maret. Saya merasa sangat beruntung bisa merasakan perayaan akhir tahun dan tahun baru ala Jepang.


Saat musim semi tiba, banyak sakura bermekaran. Banyak pula pasangan maupun keluarga yang melakukan piknik di taman maupun tempat lainnya yang dipenuhi bunga sakura. Sementara itu saya melaksanakan hanami di kampus, karena di kampus juga banyak bunga sakura yang tidak kalah indahnya dengan tempat lain.


Saat musim semi berlalu tibalah musim panas. Sekitar akhir bulan Juni udara mulai terasa pengap dan hampir turun hujan setiap hari. Dari akhir Juli hingga bulan Agustus ada banyak festival. Saya mengikuti satu festival menarik yakni di Kuil Hachiman Sama di Itayado. Saya ikut menggarap omikoshi dengan mengenakan baju Happi berwarna biru serta menggunakan jimat keselamatan. Selain merayakan festival di kuil, saya juga sempat mengikuti perayaan obon dan hanabi taikai  di pelabuhan Kobe. Saya mengenakan yukata yang telah saya jahit sendiri, dan ikut serta menari-nari saat perayaan obon. Panggung obon terdiri dari tiga tingkat panggung, di panggung paling atas adalah tempat penyanyi, panggung tingkat kedua dan ketiga adalah tempat para penari obon yang sebagian besar sudah lansia. Selain para penari, para pengunjung baik orang dalam maupun luar negeri juga bisa turut serta menari. Pengalaman yang sangat menyenangkan.


Acara Perkumpulan

Pada pertengahan bulan Agustus saya mengikuti acara perkumpulan seluruh mahasiswa Jepang baik mahasiswa Jepang maupun mahasiswa asing. Total seluruh pesertanya pada saat itu adalah 42 orang. Banyak peserta dari luar negeri yang berpartisipasi. Ada dari Thailand, Vietnam, China dan lain-lain yang didominasi oleh orang dari Asia Timur. Kegiatannya berlangsung selama tiga hari. Banyak aktifitas pengakraban yang disusun oleh panita, seperti memasak bersama, berolahraga bersama, melakukan game, api unggun, dan lain-lain. Hari favorit saya adalah hari terakhir yaitu api unggun dan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, banyak sekali cerita dari berbagai negara yang bisa saya dengarkan. Seperti misalnya tentang kebudayaan, karakter orang pada umumnya, pola pikir, sosial, dan pendidikan. Para peserta sangat mudah akrab satu sama lain, mereka sangat ramah dan bersahabat. Tiga hari melakukan perkemahan dengan orang-orang yang pertama kali kita temui merupakan salah satu cara melatih sosialisasi kita untuk bisa mengakrabkan diri serta menambah teman sebanyak-banyaknya.


Mencari Pekerjaan

Liburan musim semi cukup panjang yakni sekitar dua minggu. Selain jalan-jalan ke beberapa kota di Jepang, liburan kali ini saya isi dengan menambah pengalaman di bidang mencari pekerjaan. Uniknya orang-orang di Jepang mencari pekerjaan sebelum mereka lulus kuliah yakni pada akhir tahun ketiga atau awal tahun ke empat. Pertama-tama saya mengenakan setelan kemeja hitam puti dengan sepatu hitam dan rambut diikat rapi. Seminar perusahaan kali ini diselenggarakan di Kyoto sehingga jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya di Kobe. Pada seminar ini disajikan berbagai perusahaan besar sebagai narasumber seperti Panasonic, Fujitsu, Toshiba, Honda, dan lain-lain. Setelah mendengarkan seminar masing-masing perusahaan, kami mengisi formulir lengkap dengan data diri. Seminar ini hanya boleh diikuti oleh mahasiswa asing yang tengah menempuh studi di Jepang. Selain mendapat ilmu mengenai perushaan, mereka juga menjelaskan sistem merekrut karyawan dan yang paling penting dari menghadiri acara seperti ini bagi saya adalah menambah teman.


Sungguh pengalaman yang snagat menyenangkan dan menarik bisa merasakan pendidikan di Jepang. Selama setahun banyak pengalaman yang saya dapatkan dan juga mendapat banyak teman baru dari berbagai negara yang memiliki karakter yang berbeda. Walaupun sendiri dan kadang-kadang merasa rindu dengan keluarga serta teman-teman di Bali, saya tetap bisa mengobatinya dengan berbagai aktifitas di Jepang selain itu saya juga memiliki teman-teman yang sangat baik sehingga mereka sudah menjadi keluarga saya sendiri. Sungguh terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan untuk Prodi Sastra Jepang, Kobe Woman University dan khususnya Anita Sensei, Tuti Sensei, dan Yasuhara Sensei.