Studi Independen Impact Class: Perencanaan dan Pelaporan Dampak Sosial di PT Maxima Business Solution

Perkenalkan, saya Revisya Dwi Venesca Putri. Mahasiswi program studi Sastra Jepang

angkatan 21. Saya mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada semester 5,

bertepatan dengan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang sudah

mencapai batch 5. Saya merasa bahwa mahasiswa harus mau eksplorasi ilmu sebanyak-

banyaknya dan mencari pengalaman. Hardskill dan softskill dewasa ini dibutuhkan untuk

terjun ke dunia kerja. Sehingga saya berani mencoba mencari berbagai informasi serta

kegiatan yang kiranya dapat menambah wawasan saya selain dari pembelajaran di kampus.

Pada akhirnya saya memutuskan untuk apply ke beberapa program studi independen yang

menarik perhatian saya, salah satunya adalah Impact Class ini. Saya membaca modul yang

terdapat di laman MBKM mengenai program ini, namun sayangnya, belum banyak informasi

dan testimoni yang saya dapatkan. Impact Class ternyata adalah program yang terbilang

baru didaftarkan ke MSIB. Akhirnya dengan banyak rasa ragu, saya mengikuti tes dan juga

wawancara untuk diterima di program ini. Saya penasaran dengan bagaimana kondisi

perusahaan dikaitkan dengan sosial dan sastra.

Saya diterima. Dalam program ini kami dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 10 peserta, setiap dua kelompok memiliki satu fasilitator dan satu

mentor yang membantu serta mendampingi peserta sampai akhir program. Saya berada di

kelompok sembilan. Pada awalnya saya pusing karena banyak hal yang harus saya kejar,

seperti materi yang benar-benar tidak pernah saya dengar dan pelajari, yaitu materi awal

yang terkait dengan pengantar analisis dampak sosial. Saya diajarkan banyak teori tentang

sosial dan pemangku kepentingan, kemudian teori dan penjelasan tentang program sosial

yang memberdayakan masyarakat dan ternyata hal tersebut penting untuk saya pelajari

sebagai mahasiswa yang tegak lurus dengan tri dharma perguruan tinggi.

Bagian paling saya tunggu adalah bab penulisan. Sebagai anak sastra mungkinlah hal ini

terdengar melegakan karena akan mudah, namun ternyata tidak demikian. Saya harus

mengumpulkan tugas penulisan setiap dua atau tiga hari sekali dengan tema yang berbeda-

beda, mulai dari deskriptif, naratif, esai, feature, teks reportase, dan banyak lagi lainnya.

Saya hampir mual ketika harus menulis sebanyak itu dan berkelanjutan dengan mengolah

data hasil wawancara juga. Namun setelah terbiasa menulis, ternyata tulisan saya benar-

benar berkembang. Saya bahkan mendapatkan pujian dari pengajar dan teman-teman

karena tulisan saya dianggap sangat menyentuh dan saya berbakat dalam menulis, hanya

saja perlu diasah dan dilatih lagi.

Bagian paling saya tidak terlalu paham dan harus mengulangi rekaman materi adalah

tentang bagaimana perusahaan dan laporan keuangan yang baik. Saya bingung tujuh

keliling ketika pembahasan tentang laporan keuangan dan Global Report Initiative (GRI

Standar) masuk, memang sepertinya saya tidak bisa berkutat dengan ekonomi sehingga

saya pasrah dengan pembelajaran tersebut.

Bagian akhir, setiap kelompok diberikan tugas untuk membuat Impact Report atau Laporan

Dampak dengan bersinggungan langsung dengan perusahaan mitra lain. Saat pembagian

tugas, tentu saja saya mendapatkan bagian untuk menulis narasi Laporan Dampak


sekaligus menjadi editor. Kami membuat laporan dengan waktu sekitar tiga minggu. Setelah

selesai dan presentasi laporan, perusahaan mitra dari kelompok kami, yaitu Happiness

Family, puas dengan apa yang kami kerjakan serta memberikan apresiasi kepada kami.

Pengalaman ini sangat berharga, bagaimana saya mempelajari ilmu yang benar-benar tidak

pernah saya pelajari sebelumnya. Ternyata membuat program untuk sosial tidak semudah

itu, bahkan pembuatan Laporan Dampak sendiri butuh banyak hal yang harus diperhatikan.

Sertifikat yang saya peroleh ini, akan menjadi saksi bahwa pengalaman coba-coba saya ini

ternyata begitu berdampak kepada saya. Semoga program Impact Class ini akan terus ada

dan teman-teman yang lain juga turut merasakan ilmunya.